Saving energi

This blog dedicated for energy saving. Hopefully the idea can make our life more beautiful.

Saturday, July 29, 2006

Tinjauan AC inverter dalam penghematan energy

Saat ini beredar banyak Aircon (pendingin udara) yang mempergunakan inverter.
Harga yang lebih mahal sampai saat ini menyebabkan AC type ini kurang laku di pasaran.
Selisih harga yang begitu tinggi menyebabkan konsumen akan memilih non inverter aircon.
AC inverter dapat menghemat energy sebesar 30 -40 % dari normal AC.

Cara kerja AC inverter

Inverter digunakan untuk mengatur putaran motor kompressor sedemikian sehingga putarannya akan lebih effisien dan lebih hemat energi.
Pada saat awal aircon dinyalakan maka kompressor akan bekerja dengan maksimum mendinginkan ruangan , ketika temperatur ruangan sudah mencapai suhu yang diinginkan maka putaran kompresor akan menurun , putaran akan dijaga sedemikian suhu ruangan akan tetap sesuai dengan setting temperature

Realitas penggunaan AC inverter

Selisih harga AC inverter dengan AC non inverter kurang lebih Rp 1 juta s/d 1.5 juta.
Sample case AC 1 Pk , 700 watt
Dalam 1 jam akan dibutuhkan biaya sebesar
0.7 kw x 1 jam x Rp 439 = Rp 307.3
Jika penghematan yang dapat dilakukan besarnya 30 % maka biaya yang dapat dihemat adalah
30 % x Rp 307.3 = Rp 92.19
Jika selisih harga sebesar 1 juta maka
rp 1.000.000,- / Rp 92.19 = 10847 jam untuk mencapai break even point pemakain AC tersebut
Jika anda hanya menyalakan AC tersebut rata2 1 jam setiap hari perlu 29 tahun untuk mengembalikannya

kesimpulan :
1. dengan biaya energy saat ini belum effektif untuk menggunakan AC inverter
2. AC inverter hanya efewktif jika digunakan apada AC dengan kapasitas besar
3. AC inverter effektif jika digunakan pada pemakaian yang besar, (diatas 12 jam nyala setiap hari)
4. pemakaian di rumah tangga , masih belum effektif saat ini

Saturday, July 22, 2006

Artikel koran tempo tgl 12 juli 2006

Alat Penghemat Listrik Rugikan PLN
BANDUNG -- General Manager PT PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten Murtaqi Syamsuddin mengaku perusahaan dirugikan dengan maraknya penjualan alat penghemat pemakaian listrik. Dia meminta masyarakat tidak menggunakan alat penghemat itu karena cara kerjanya memanipulasi besarnya pengukuran pemakaian listrik dengan sistem elektris. "PLN telah melakukan pengujian," katanya kemarin.
Dia mengungkapkan pelanggan PLN dari kalangan industri dalam dua bulan gencar ditawari alat yang diklaim mampu menghemat listrik sampai 20 persen itu. Dari pemeriksaan, ternyata alat itu ditemukan telah dipakai oleh 10 industri di sekitar Bandung.
Murtaqi menambahkan, dari penelitian yang menggunakan power quality analyzer atau peranti untuk mengetahui kualitas daya dan tegangan yang dipasang, ditemukan alat itu bekerja dengan membuat cacat pada gelombang tegangan dan arus tanpa mengurangi energi listrik. Alatnya berupa kotak hitam yang dilengkapi segel dan dipasang setelah alat pengukur penggunaan listrik.
Dia menjelaskan alat tersebut berisi rangkaian kapasitor dan induktor yang dihubungkan dengan peralatan kontrol untuk melakukan switching secara elektronis dalam frekuensi tinggi sampai 1.000 Hz. Alat itu bekerja dengan membuat cacat gelombang listrik yang disalurkan dari gardu PLN. Gelombang listrik yang tadinya merupakan gelombang sinusoidal sempurna menjadi terpotong-potong akibat alat itu. Pemotongan gelombang tegangan listrik akhirnya mempengaruhi pengukuran meteran listrik milik PLN di tempat pelanggan.
Dia mencontohkan kerugian itu. Dari seluruh pelanggan besar di Jawa Barat dan Banten dapat memberikan pemasukan bagi PLN sebesar Rp 900 miliar. "Kalau mereka memasang alat penghemat, PLN akan dirugikan Rp 180 miliar per bulan," katanya.
Untuk mengantisipasi kerugian lebih besar, PLN memilih mengamankan pelanggan sebelum menempuh langkah hukum. "Caranya, kami melakukan perlindungan kepada pelanggan melalui imbauan ini," katanya.

Tinjauan alat penghemat energi pada industri

Pada saat ini banyak sekali produk yang ditawarkan untuk menhemat energi listrik di industri.

Pada dasarnya peralatan yang di tawarkan dapat dibagi menjadi dua kategori berdasarkan cara kerjanya
1. Peralatan hemat energi yang bekerja memperbaiki kwalitas listrik yang ada di dalam jaringan
2. Peralatan yang secara langsung juga mengurangi pemakaian listrik

Secara prinsip keduanya bekerja dengan cara yang berbeda.
Pada dasarnya jaringan yang terpasang di dalam bangunan kita sangatlah tidak efisien.
Banyak loss energi yang terjadi ketika energi yang digunakan ditransmisikan (loss energi) dan ketika energi tersebut digunakan.
Alat yang pertama akan memperbaiki hal tersebut sehingga energi listrik yang kita gunakan menjadi sangat efisien.
Selain meningkatkan power faktor, alat ini juga mengeliminasi harmonic didalam jaringan transmisi kita .
Alat ini secara prinsip bekerja sebagai filter.

Alat kedua banyak macam contohnya
1. Inverter , yang secara langsung mangurangi pemakaian motor , motor akan menjadi pelan atau berhenti ketika tidak perlu.
2. insulator , biasa dipasang pada heater atau alat pendingin , sehingga panas atau udara dingin tidak lepas ke udara

Saat ini ada peralatan yang beredar di pasaran yang pada intinya tidak bekerja mengurangi pemakaian tetapi mengurangi pembayaran listrik yang dibayar.
PT PLN secara implisit menghimbau untuk pelanggan tidak menggunakan alat tersebut.
Alat tersebut membengkitkan frekwensi tinggi yang di injectkan kedalam sistem transimisi di dalam gedung kita.
Hal ini akan menggangu kerja dari Kwh meter terpasang PLN, sehingga pembacaan listrik akan menjadi terputus2, ada bagian yang tidak terdeteksi oleh meter tersebut.
Dari pengalaman alat tersebut akan lebih efektif bekerja pada pelanggan yang sudah menggunakan Kwh meter digital dibandingkan dengan pelanggan yang masih menggunakan Kwh meter analog biasa.

Harap saudara berhati2 dalam memilih alat hemat energi yang akan saudara pasang.

Hemat listrik di rumah kita

Pada dasarnya banyak cara untuk bisa menghemat listrik.
Cara yang paling mudah dan murah adalah dengan mengurangi pemakaian kita sehari2
Tapi cara ini kurang efektif karena harus didukung dengan ke disiplinan si pengguna

Cara yang lain adalah dengan memodifikasi lingkungan kita menjadi lingkungan yang lebih hemat energi.
Contoh2 nya
1. Pemasangan bak penampung air di atas rumah kita , sehingga meminimalkan pemakaian listrik yang digunakan oleh pompa air di rumah kita
2. mengganti lampu dengan lampu hemat energi
3. mengubah tata ruang rumah kita sedemikian sehingga kita dapat mengurangi pemakain lampu penerangan di siang hari
4. pada ruangan yang menggunakan AC , diatur penggunaan tembok penyekat sehingga panas yang dari luar tidak akan masuk kedalam ruangan dan udara dingin di dalam ruangan tidak terlalu banyak keluar dari ruangan
5. menggamnti peralatan listrik di rumah kita yang lebih hemat energi

Ada cara yang lain yang juga banyak ditawarkan saat2 ini, yaitu alat penghemat listrik
Apakah alat penghemat listrik ini dapat menghemat listrik begitu besar seperti apa yang mereka tawarkan , jawabannya belum tentu.
Berapa besar penghematan yang dapat terjadi sangat tergantung kepada karakteristik beban yang ada di rumah kita.
Jika di rumah kita sudah menggunakan peralatan yang hemat energi seperti lampu hemat energi , ac dengan inverter, hasil yang penghematan akan amat sangat kecil sekali, bahkan nyaris tidak ada
Jika di rumah kita banyak menggunakan peralatan dengan kumparan seperti pompa air, AC, , lampu TL dll, dengan jumlah yang pemakaian yang cukup banyak maka pengurangan penghematan tersebut akan sangat terasa
Hampir semua yang di tawarkan sebenarnya punya prinsip kerja yang hampir sama. Prinsipnya sama seperti kapasitor bank yang ada di indutri.
Penghematan akan terjadi jika power factor (cos phi) naik dari nilai yang rendah menjadi nilai 0.99.
Anda perhatikan hampir semua yang ditawarkan di Mall2 mempunyai demo yang sama , mereka menggunakan lampu TL dengan balast kumparan untuk menunjukkan kepada audience bahwa alat mereka dapat menurunkan ampere secara seketika . Jika balast kumparan tersebut diganti dengan balast elektronik atau lampu hemat energi maka tidak akan ada penurunan ampere sama sekali.
Hal inilah yang tidak banyak di ketahui khalayak ramai, sehingga banyak dari mereka kecewa dengan kinerja alat tersebut. Karena mereka tidak merasakan penghematan yang besar seperti yang digembar-gemborkan si penjual.
Harap diketahui alat ini bukanlah alat dengan teknologi yang tinggi, tetapi hanya alat sederhana yang dapat dibuat oleh orang2 yang sedikit mengerti tentang kelistrikan ,

Semoga tip ini bermanfaat

Pengalaman buruk alat penghemat yang salah

Artikel ini diambil dari suara pembaca kompas

Alat Penghemat Listrik

Saya pengguna alat penghemat listrik ”Brandxxx”. Alat itu dibeli pada 23 Juli 2005 melalui Bapak Ferry (supplier) di Pamulang, Tangerang, seharga Rp 290 juta. Saat pemasangan Bapak Ferry mengatakan, jika ada masalah segera menghubungi, dia akan melakukan pengecekan dalam dua bulan pertama sambil mengecek biaya listrik sebagai efek alat itu.
Namun, yang saya dapati tidak ada perubahan atas biaya listrik. Bahkan, alat ”ajaib” itu kadang mengeluarkan bunyi meski sudah dimatikan.
Saya melaporkan hal itu kepada Bapak Ferry dan meminta alat ”ajaib” itu dicabut (tidak minta ganti alat atau ganti rugi), dan dijawab akan mengecek ke rumah, namun tidak pernah dilakukan.
Seorang teknisi (Puguh) juga menjanjikan hal yang sama dengan menanyakan alamat lokasi rumah, tetapi tidak dipenuhi.
Saya menghubungi Bapak Ferry, namun yang bersangkutan berlagak kaget teknisi belum datang. Kini alat penghemat listrik itu menjadi hiasan dinding rumah. IRIANA Jalan H Miran C 4 No 1A, Malaka Jaya, Jakarta Timur

Suara pembaca kompas tanggal 16 januari 2006

Artikel kompas 12 juli 2005

PLN Larang Penggunaan Alat Penghemat Daya
jakarta, kompas - PT Perusahaan Listrik Negara melarang penggunaan alat penghemat daya listrik, terutama di industri-industri.
Pasalnya, alat penghemat daya tersebut berpotensi merugikan PLN karena energi listrik yang terukur pada meteran menjadi lebih kecil.
Untuk tahap awal, larangan penggunaan alat penghemat daya tersebut diterapkan di wilayah Jawa Barat dan Banten. General Manajer PLN Wilayah Jabar Banten Murtaqi Syamsuddin, Selasa (11/7) di Jakarta, mengatakan, industri atau perusahaan diberi waktu satu minggu untuk mencabut alat tersebut.
"Sudah ada beberapa industri yang memasang alat ini. Mulai minggu depan, kami akan merazia. Industri yang masih memakai alat tersebut akan dikenai sanksi," kata Murtaqi.
Sanksi yang dijatuhkan bisa berupa pengenaan tagihan susulan kepada pelanggan yang bersangkutan. Tagihan susulan bagi pelanggan yang didapati memengaruhi daya dan kilowatt hour (kWh) bisa berupa denda 720 jam nyala dikalikan daya kontrak atau dikenai enam kali biaya beban yang tercatat.
Industri tertarik menggunakan alat penghemat daya sejak PLN menerapkan aturan Daya Max plus yang membuat industri pengguna listrik di waktu beban puncak menanggung biaya beban lebih tinggi mulai Agustus 2005.
PLN menerapkan aturan tersebut dengan alasan telah terjadi lonjakan yang tinggi akibat banyak industri yang beralih ke listrik PLN pascakenaikan harga bahan bakar minyak.
Aturan Daya Max tersebut tetap akan diterapkan sampai ada tambahan pembangkit listrik baru di Jawa pada tahun 2009.
Murtaqi menjelaskan, alat penghemat daya secara teknis tidak menghasilkan penghematan pemakaian energi listrik dengan cara yang benar dan sah.
Peralatan yang oleh penjualnya disebutkan bisa menghemat daya listrik sampai 20 persen, ternyata bekerja dengan prinsip membangkitkan cacat yang sangat parah pada gelombang tegangan dan arus yang memengaruhi pengukuran energi listrik pada kWh meter pelanggan.
Akibatnya, energi listrik yang terukur pada kWh meter menjadi lebih kecil daripada energi yang sebenarnya dipakai pelanggan.
Selain itu, akibat cacat pada gelombang tersebut berpotensi merusak peralatan tenaga listrik, baik milik pelanggan maupun PLN.
Secara hukum, penggunaan alat penghemat daya dapat dikategorikan sebagai perbuatan melanggar hukum karena mengakibatkan kerugian PLN.
Di Jawa Barat, tercatat ada 2.700 pelanggan golongan industri dengan sekitar 60 persen adalah golongan industri besar yang menyumbang pendapatan PLN Wilayah Jabar Banten sampai Rp 900 miliar.
"Kalau sampai industri besar menggunakan alat penghemat daya, untuk wilayah Jabar Banten saja, potensi kerugian PLN mencapai Rp 180 miliar per bulan," papar Murtaqi. (DOT)